Sunday, February 24, 2013

INDONESIA DAN SURAMADU





   Jembatan Suramadu menghubungkan antara kota Surabaya di Pulau Jawa dan kota Bangkalan di Pulau Madura. Keberadaan jembatan ini akan memperlancar lalu lintas barang dan jasa. Jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu menjadi ikon perubahan bagi Madura. Proyek ini kelak diharapkan dapat mengukir sejarah baru dalam perkembangan transportasi di Indonesia karena untuk pertama kalinya dibangun jembatan yang menghubungkan antar dua pulau, sekaligus menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.
    Pembangunan Jembatan Suramadu tidak hanya sekedar membangun jembatannya saja tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan perekonomian Madura yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.
Proyek jembatan Suramadu ini digagas pertama tahun 1960an oleh Ir. Sedyatmo (alm) yang tadinya direncanakan untuk membangun jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Gasasan ini mendapat respon yang positif oleh Presiden Suharto (alm), dimana pada awal juni tahun 1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) BJ Habibie. Kajian awal kemungkinan hubungan langsung antarpulau Sumatera-Jawa-Bali pun dilakukan dan proyek kajian ini diberi nama Tri Nusa Bima Sakti yang bekerja sama dengan Swasta Jepang.



     Untuk mempromosikan dan mensosilisasikan Proyek Tri Nusa Bimasakti, maka BPPT dan JIF menyelengarakan Seminar di Jakarta tanggal 21-24 September 1986 dengan mengambil thema seminar “”Japan-Indonesia Seminar on Large Scale Bridges and Under Sea Tunnel”. Seminar tersebut kemudian dilanjutkan dengan serangkaian studi pendahuluan hingga tahun 1989. Karena studi tersebut mencakup hubungan tiga pulau atau lebih, nama proyek disempurnakan menjadi “Proyek Tri Nusa Bima Sakti dan Penyeberangan Utama”. Dari kajian-kajian yang dilakukan, yang dianggap layak untuk segera diimplementasikan adalah hubungan langsung Jawa-Madura/ Bali.
   Sayangnya, konsep Jembatan Suramadu ini tidak ada realisasinya. Hingga dengan Keppres Nomor 55 Tahun 1990 tanggal 14 Desember 1990, dibentuk Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu yang merupakan proyek interdep yang melibatkan banyak pihak. Sayangnya, politik kembali bergolak dan krisis ekonomi bikin proyek ini berhenti. Untungnya, lewat Keppres 79 Tahun 2003 yang ditandatangani Presiden Megawati Soekarnoputri (mencabut Keppres 55/1990), Proyek Jembatan Suramadu dinyatakan sebagai proyek prioritas. Pemancangan tiang pertama dilakukan tanggal 20 Agustus 2003. Presiden Megawati Soekarnoputri pun meresmikan dimulainya penyambungan jalan.
Pembiayaan pembangunan Suramadu 55 persen ditanggung pemerintah, sedangkan 45 persen sisanya pinjaman dari China. Dari total biaya pembangunan Suramadu sebesar Rp 4,5 triliun, sekitar Rp 2,1 triliun di antaranya harus berutang kepada China.


RINCIAN PANJANG DAN LEBAR JEMBATAN SURAMADU
    Jembatan Suramadu terdiri dari 3 bagian yaitu causeway, approach bridge dan main bridge. Dari total panjang jembatan sejauh 5.438 m terdiri dari Causeway sisi Surabaya 1.458 m, Causeway sisi Madura 1.818 m. Bentang tengah panjang keseluruhan mencapai 2.162 m terdiri dari dua Approach Bridge masing-masing 672 m dan Main Bridge sepanjang 818 m. Panjang jalan pendekat di sisi Surabaya mencapai 4,35 km dan di sisi Madura 11,50 km.
Jembatan Suramadu  nantinya akan  menyediakan akses khusus sepeda motor. Letaknya di sisi kanan dan kiri jembatan. Lebar masing-masing 2,75 meter. Total lebar jembatan mencapai 30 meter (2 x 15 meter). Di tiap jalur (arah Surabaya maupun arah Madura) akan ada jalur lambat masing-masing berukuran 2,2 meter. Kemudian, di tiap jalur akan ada dua jalur cepat yang masing-masing selebar 3,5 meter.


KELEBIHAN JEMBATAN SURAMADU
   Jembatan Suramadu bisa tahan terhadap guncangan gempa sampai 7 skala Richter. Jembatan ini pun dirancang dengan sistem antikorosi pada fondasi tiang baja. Artinya, Jembatan Suramadu Anti Gempa dan juga Jembatan Terpanjang se Asia Tenggara.
Suramadu Bridge dilengkapi Anemometer (Alat pengukur kecepatan angin) untuk menjaga keamanan pengendara roda dua saat melintasi jembatan. Kecepatan maksimal yang masih dapat ditoleransi untuk pengendara sepeda motor adalah 40 kilometer per jam, sedangkan untuk kendaraan roda empat 60 kilometer per jam.


MANFAAT DIBANGUNNYA SURAMADU
a) Manfaat Secara langsung
  • Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya.
  • Merangsang aktivitas perumbuhan perekonomian.
  • Meningkatkan penerimaan dari tariff tol. Hal itu terjadi karena transportasi barang dan orang yang semakin meningkat.
b) Manfaat secara tidak langsung
  • Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan permintaan barang dan jasa.
  • Meningkatnya kebutuhan untuk kawasan pemukiman dan infrastruktur.
  • Meningkatkan PDRB dan kesejahteraan masyarakat.
  • Keadaan Suramadu saat ini
    
     Belum sepekan diresmikan, Suramadu telah dipreteli tangan jahil. Sebanyak 42 lampu di bagian bentang utama (main span) telah hilang. Beberapa mur pagar besi di pinggir jembatan yang berfungsi sebagai pelindung motor juga hilang — menurut Koran Tempo. Pengelola jembatan bahkan telah menemukan beberapa goresan pisau di sekujur kabel penahan dua pilar utama jembatan. Goresan ini menandakan adanya upaya pemotongan kabel.




     Bayangkan saja akibatnya bila kabel yang putus itu membuat jembatan tiba-tiba ambruk, sementara lalu lintas tengah mencapai puncaknya. Bagaimana seandainya lampu penerangan yang hilang itu membuat seorang pengemudi kehilangan arah dan menabrak kendaraan di depannya? Pemerintah memang berkewajiban menjaga dan merawat semua fasilitas publik. Tapi masyarakat mestinya juga ikut bertanggung jawab.

No comments:

Post a Comment