Jembatan Suramadu menghubungkan antara kota Surabaya di Pulau Jawa
dan kota Bangkalan di Pulau Madura. Keberadaan jembatan ini akan
memperlancar lalu lintas barang dan jasa. Jembatan sepanjang 5,4
kilometer itu menjadi ikon perubahan bagi Madura. Proyek ini kelak
diharapkan dapat mengukir sejarah baru dalam perkembangan transportasi
di Indonesia karena untuk pertama kalinya dibangun jembatan yang
menghubungkan antar dua pulau, sekaligus menjadi jembatan terpanjang di
Indonesia.
Pembangunan Jembatan Suramadu tidak hanya sekedar membangun jembatannya
saja tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan perekonomian Madura
yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.
Proyek jembatan Suramadu ini digagas pertama tahun 1960an oleh Ir.
Sedyatmo (alm) yang tadinya direncanakan untuk membangun jembatan yang
menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Gasasan ini mendapat respon
yang positif oleh Presiden Suharto (alm), dimana pada awal juni tahun
1986 Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi/
Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) BJ Habibie.
Kajian awal kemungkinan hubungan langsung antarpulau Sumatera-Jawa-Bali
pun dilakukan dan proyek kajian ini diberi nama Tri Nusa Bima Sakti yang
bekerja sama dengan Swasta Jepang.
Untuk mempromosikan dan mensosilisasikan Proyek Tri Nusa Bimasakti,
maka BPPT dan JIF menyelengarakan Seminar di Jakarta tanggal 21-24
September 1986 dengan mengambil thema seminar “”Japan-Indonesia Seminar
on Large Scale Bridges and Under Sea Tunnel”. Seminar tersebut kemudian
dilanjutkan dengan serangkaian studi pendahuluan hingga tahun 1989.
Karena studi tersebut mencakup hubungan tiga pulau atau lebih, nama
proyek disempurnakan menjadi “Proyek Tri Nusa Bima Sakti dan
Penyeberangan Utama”. Dari kajian-kajian yang dilakukan, yang dianggap
layak untuk segera diimplementasikan adalah hubungan langsung
Jawa-Madura/ Bali.
Sayangnya, konsep Jembatan Suramadu ini tidak ada realisasinya.
Hingga dengan Keppres Nomor 55 Tahun 1990 tanggal 14 Desember 1990,
dibentuk Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu yang merupakan proyek
interdep yang melibatkan banyak pihak. Sayangnya, politik kembali
bergolak dan krisis ekonomi bikin proyek ini berhenti. Untungnya, lewat
Keppres 79 Tahun 2003 yang ditandatangani Presiden Megawati
Soekarnoputri (mencabut Keppres 55/1990), Proyek Jembatan Suramadu
dinyatakan sebagai proyek prioritas. Pemancangan tiang pertama dilakukan
tanggal 20 Agustus 2003. Presiden Megawati Soekarnoputri pun meresmikan
dimulainya penyambungan jalan.
Pembiayaan pembangunan Suramadu 55 persen ditanggung pemerintah,
sedangkan 45 persen sisanya pinjaman dari China. Dari total biaya
pembangunan Suramadu sebesar Rp 4,5 triliun, sekitar Rp 2,1 triliun di
antaranya harus berutang kepada China.
RINCIAN PANJANG DAN LEBAR JEMBATAN SURAMADU
RINCIAN PANJANG DAN LEBAR JEMBATAN SURAMADU
Jembatan Suramadu terdiri dari 3 bagian yaitu causeway, approach
bridge dan main bridge. Dari total panjang jembatan sejauh 5.438 m
terdiri dari Causeway sisi Surabaya 1.458 m, Causeway sisi Madura 1.818
m. Bentang tengah panjang keseluruhan mencapai 2.162 m terdiri dari dua
Approach Bridge masing-masing 672 m dan Main Bridge sepanjang 818 m.
Panjang jalan pendekat di sisi Surabaya mencapai 4,35 km dan di sisi
Madura 11,50 km.
Jembatan Suramadu nantinya akan menyediakan akses khusus sepeda
motor. Letaknya di sisi kanan dan kiri jembatan. Lebar masing-masing
2,75 meter. Total lebar jembatan mencapai 30 meter (2 x 15 meter). Di
tiap jalur (arah Surabaya maupun arah Madura) akan ada jalur lambat
masing-masing berukuran 2,2 meter. Kemudian, di tiap jalur akan ada dua
jalur cepat yang masing-masing selebar 3,5 meter.
KELEBIHAN JEMBATAN SURAMADU
KELEBIHAN JEMBATAN SURAMADU
Jembatan Suramadu bisa tahan terhadap guncangan gempa sampai 7 skala
Richter. Jembatan ini pun dirancang dengan sistem antikorosi pada
fondasi tiang baja. Artinya, Jembatan Suramadu Anti Gempa dan juga
Jembatan Terpanjang se Asia Tenggara.
Suramadu Bridge dilengkapi Anemometer (Alat pengukur kecepatan angin)
untuk menjaga keamanan pengendara roda dua saat melintasi jembatan.
Kecepatan maksimal yang masih dapat ditoleransi untuk pengendara sepeda
motor adalah 40 kilometer per jam, sedangkan untuk kendaraan roda empat
60 kilometer per jam.
MANFAAT DIBANGUNNYA SURAMADU
MANFAAT DIBANGUNNYA SURAMADU
a) Manfaat Secara langsung
- Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya.
- Merangsang aktivitas perumbuhan perekonomian.
- Meningkatkan penerimaan dari tariff tol. Hal itu terjadi karena transportasi barang dan orang yang semakin meningkat.
b) Manfaat secara tidak langsung
- Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan permintaan barang dan jasa.
- Meningkatnya kebutuhan untuk kawasan pemukiman dan infrastruktur.
- Meningkatkan PDRB dan kesejahteraan masyarakat.
- Keadaan Suramadu saat ini
Belum sepekan diresmikan, Suramadu telah dipreteli tangan jahil. Sebanyak 42 lampu di bagian bentang utama (main span) telah hilang. Beberapa mur pagar besi di pinggir jembatan yang berfungsi sebagai pelindung motor juga hilang — menurut Koran Tempo. Pengelola jembatan bahkan telah menemukan beberapa goresan pisau di sekujur kabel penahan dua pilar utama jembatan. Goresan ini menandakan adanya upaya pemotongan kabel.
Bayangkan saja akibatnya bila kabel yang putus itu membuat jembatan
tiba-tiba ambruk, sementara lalu lintas tengah mencapai puncaknya.
Bagaimana seandainya lampu penerangan yang hilang itu membuat seorang
pengemudi kehilangan arah dan menabrak kendaraan di depannya? Pemerintah
memang berkewajiban menjaga dan merawat semua fasilitas publik. Tapi
masyarakat mestinya juga ikut bertanggung jawab.
No comments:
Post a Comment